Hiking to Mount Prau
So guys, one of my to-travel-list sudah terwujud. *terwujud banget mbaque?*
Akhirnya saya mendaki gunung beneran, bukan cuma naik bukit. :)) Rasanya? Unbelievable!! Bukannya terpukau dengan kemampuan sendiri tapi malah jadi sadar diri, selama ini wa sombong banget.Beberapa bulan lalu seorang teman ngajak mendaki Gunung Merbabu, dengan entengnya saya mengiyakan. Eh ngga juga sih. Saya nolak karena lagi hanapeng (gak punya duit), bukannya merasa gak mampu mendaki. Seorang teman lainnya bilang, yakin lo naik Merbabu? Mending coba naik gunung Prau dulu deh. Sebagai traveler yang jauh dari kata expert, apalagi belum punya pengalaman mendaki gunung, saya mencerna dalam-dalam pesan teman saya itu.
Berselang satu bulan, seorang teman yang lainnya lagi (teman wa banyak uga) ngajak mendaki Sikunir. Sebab tahun lalu saya gagal menikmati golden sunrise akibat kesiangan, saya menerima ajakannya. Sepekan menjelang hari-H, si teman ubah rencana dengan mendaki gunung Prau. Saya sih iya-iya aja karena kelewat sombong merasa bisa. Naik Sikunir jalan kaki dari Dieng sampai Puncak aja bisa, harusnya naik gunung Prau bisa dong---begitu ujar pikiran congkak saya.
Segala peralatan camping disiapkan teman saya. Sementara saya gak mempersiapkan apa-apa. Latihan fisik pun tidak. Jangan dicontoh gays! Ini penting, perbanyak olahraga sebelum mendaki. Pastikan kondisi fisik prima. Jangan anggap remeh pokoknya!
Sabtu siang kami berangkat dari Purwokerto naik motor. Sayangnya hujan mengguyur cukup deras sepanjang perjalanan. Dua kali istirahat di jalan, akhirnya kami sampai di basecamp Patak Banteng pukul 18.00. Dingin banget guyssss!!! Habis kehujanan trus udara dingin, baju celana basah dikit. Kondisi fisik saya sudah menurun setelah kehujanan. Selesai mengisi perut, registrasi, dan istirahat sebentar kami memulai pendakian pukul 20.00. Bahu saya sudah agak sakit menggendong ransel sendiri yang lumayan berat (buat saya). Sementara teman lain bawa keril yang beratnya 3x lipat dari bawaan saya. :D
perlengkapan pribadi |
tiket registrasi |
peta pendakian |
Sekitar pukul 00.10 kami sampai di puncak gunung Prau yang udah ramai kaya pasar malem. Hehe nga ding! Banyak tenda sudah berdiri di sana. Beruntung selama pendakian gak gerimis atau pun hujan. Baru di puncak gerimis mulai turun. Sementara yang lain mendirikan tenda, saya mengarahkan senter ke arah mereka. Fisik lemah, kepala berat, mata ingin terpejam, pokoknya gak karuan lah rasanya. Setelah tenda berhasil berdiri saya segera memasukkan tas dan berganti pakaian kering. Habis itu saya gak bisa nahan pipis, lalu pergi ngumpet di balik semak-semak sambil bawa sarung karena ada larangan pipis di botol. Alright! Rasanya pipis itu lega banget seperti 'ini gue gak lagi ngompol di atas tempat tidur kan?!' Kelar buang air kecil, tanpa basa basi saya bergegas menempatkan diri di sleeping bag dan tidur seperti bangkai. Gak peduli yang lain menyiapkan peralatan nesting buat makan malam, saya udah berbaring memejamkan mata.
Expectaion: begadang semaleman liatin milkyway, paginya liat sunrise
Reality: sampai puncak langsung tidur, gak ada milkyway, bahkan gak peduli ada bintang atau gak
Pukul 4.30 saya bangun karena orang-orang di tenda lain udah berisik banget. Keluar tenda dengan antusias ingin melihat sunrise yang pernah saya lewatkan setahun lalu.
the twin Sindoro-Sumbing |
this is where actually the sun rises |
bunganya cantik ya :) |
Time lapse ya, bukan time late atau temple |
kenapa gak bisa diputer :( |
Setelah puas menikmati sunrise kami lantas sarapan dan mengemas peralatan camping untuk selanjutnya turun gunung. Pukul 9 kami turun melalui jalan yang sama seperti saat kami mendaki dan butuh waktu 1,5 jam sahaja. Alhamdulillah kami sampai di basecamp jam 11 kurang beberapa menit.
Dari cerita di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, perkara mendaki itu bukan cuma asal jalan tanpa persiapan baik fisik mau pun mental bahkan materi, Saya belajar banyak dari mereka yang udah pernah mendaki bahwa puncak bukan tujuan utama.
Well, akhirnya rasa penasaran saya pun terjawab. Sudah mendaki gunung sampai puncak, lihat sunrise, lalu turun lagi. Dengan demikian saya jadi semakin mencintai pantai. :)) *PLOT TWIST-NYA GINI BANGET*
bonus pict:
sok-sokan gendong carrier |
Komentar
Posting Komentar