Ngayogyokarto: A Piece of Memory

Sabtu, 29 Maret 2014
20.00 - Sokaraja, Banyumas
Aku meninggalkan kota asalku untuk bertolak ke Yogyakarta, tempat yang sudah ku rindukan sejak meninggalkannya 10 bulan yang lalu. Ya, 10 bulan yang lalu pertama kalinya aku berkunjung ke Kota Gudeg, kota yang konon rindu-able dan ternyata itu terjadi juga kepadaku meski perjalanan itu bukanlah rekreasi yang sepenuhnya menyenangkan. Namun terlalu banyak kenangan yang membekas dan kali ini aku akan menapaki jejaknya.

20.58 - Gombong, Kebumen
Di jalan yang sama yang ku lalui bersamamu hampir setahun lalu.

21.35 - Prembun, Kebumen
Di jalan yang sama ketika aku tidur di bahumu menahan dingin yang merasuk ke balik jaketku 10 bulan yang lalu.

22.09 - Purworejo
Di jalan yang sama ketika aku mulai tak mampu menahan dingin dan kau menggenggam telapak tanganku yang telanjang tanpa sarung tangan.

23.25 - Temon, Kulonprogo
Hampir setahun lalu, di tempat ini kita singgah untuk merebahkan badan yang dipaksa terjaga sepanjang malam. Kau terlelap sementara aku sibuk dengan gadgetku yang mulai kehabisan daya. Aku berusaha memejamkan mata tapi sulit untuk larut ke alam mimpi. Sesekali aku terbangun untuk mengolesi minyak kayu putih ke kaki yang tak terselimuti oleh jaketku. Aku baru terlelap ketika kau dan teman-temanmu mulai bangun. Kau bersenda gurau sementara aku berpura-pura tidur. Kau menyuruh temanku untuk menyelimuti kakiku dengan jaketmu. Kau seakan tahu jika aku meringkuk kedinginan.

23.35 - Pengasih, Kulonprogo
Di sinilah aku melihat matahari terbit dari balik ilalang, nyaris setahun lalu.

Minggu, 30 Maret 2014
08.05 - Ambarketawang, Kota Yogyakarta
Hampir setahun yang lalu di tempat itu motor yang kita tumpangi ditambal bannya di tengah hujan deras nyaris tengah malam. Pemilik bengkel dan teman-temannya ternyata sedang di bawah pengaruh alkohol dan kau memintaku dan teman-teman yang lain untuk menjauh dari mereka.

08.20 s/d 15.32 - Malioboro, Kota Yogyakarta
Mobil yang kami tumpangi parkir di depan Gedung Bank Indonesia. Aku sangat antusias untuk menjejakkan kaki di rel tugu karena di tempat itulah kau menggandeng tanganku dan menggenggamnya dengan erat di bawah hujan malam minggu di Malioboro kala itu. Di samping pohon yang menyala di malam hari, aku memintamu untuk mengambil fotoku namun sial baterai kameramu kehabisan daya. :D Jalan yang forbidden memaksaku menempuhnya dengan berjalan kaki. Sayang, travelmates ku cukup lelet karena tergoda dengan barang-barang yang dijajakkan di sepanjang Jalan Malioboro. Jangankan menuju rel kereta Tugu, untuk mencapai Malioboro Mall saja tidak sampai. Hingga temanku meminta kami untuk kembali ke mobil untuk pulang ke kota Satria. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKK!!!

Mungkin inilah petunjuk bagiku untuk segera melupakanmu dan membuang jauh kenangan yang mungkin kau sendiri tidak ingat. Apapun itu, aku tak menyesali waktu yang pernah kita lalui bersama. Maaf jika aku menganggapnya lebih. ;)

Komentar

Postingan Populer