Sinopsis Game of Throne season 2 (2012)

Tyrion Lannister kembali King’s Landing untuk menggantikan ayahnya sebagai Hand of the King (sepeninggal Ned Stark jabatan ini diberikan kepada Tywin Lannister). Tywin sedang sibuk berperang sama Robb Stark yang udah mengalahkannya dalam tiga kali pertarungan. Cersei tidak suka dengan kehadiran Tyrion tapi gimana lagi, dia harus menerimanya. Tyrion membawa pacarnya, Shae, ke King’s Landing dan menjadikannya pelayan Sansa. Tapi gak ada yang tau jati diri Shae kecuali Bronn sama Varys.

Sementara itu Robb Stark yang tadinya ingin menyelamatkan ayahnya dari hukuman mati, mengalihkan rencananya untuk membalas dendam kepada Joffrey. Dengan Jaime Lannister berada di tangannya, Robb begitu di atas angin. Tapi Robb bingung kepada siapa dia akan bersekutu, Renly Baratheon atau Stannis Baratheon? Ya, Stannis berhak atas Iron Throne karena dia penerus yang sah setelah mengetahui kalau Joffrey bukan anak kandung Robert Baratheon. Tapi Renly yang merupakan adik Stannis juga menginginkan tahta yang sama. Dia bahkan sudah memiliki 100ribu pasukan. Renly diketahui sudah menikah dengan Margaery dari House Tyrell, adik kandung Loras Tyrell—pasangannya Renly. Iya Renly penyuka sesama jenis jadi dia menikahi Margaery sekadar untuk pencitraan.

Robb kemudian dideklarasikan sebagai King in the North oleh pasukan dan bannerman-nya. Dia mengirimkan tiga syarat kepada Queen Cersei jika mereka ingin Jaime dibebaskan. Ketiga syarat itu adalah, membebaskan Sansa dan Arya, mengirimkan tulang belulang Ned Stark kepadanya agar bisa disemayamkan di makam bawah tanah Winterfell, dan melepaskan klaim wilayah Utara yang menjadikannya kerajaan independen. Tapi Cersei menolak semua syarat itu. Robb sendiri udah bisa menebaknya.

Robb mengintimidasi Jaime dengan direwolf-nya

Theon Greyjoy menawarkan diri untuk menemui ayahnya, Balon Greyjoy, di Iron Islands dan meminta bantuan kepadanya berupa kapal untuk menyerang King’s Landing. Tapi Catelyn menolaknya karena klan Greyjoy terkenal dengan bangsa pengkhianat. Dia juga memperingatkan Robb untuk tidak mempercayai mereka. Tapi Robb tetap melepas Theon ke Iron Islands sementara Catelyn dikirim ke Storm’s End untuk berunding dengan Renly Baratheon.

Di Storm’s End, Catelyn bertemu dengan Lord Baelish yang menawarkan pertukaran antara dua putrinya dengan Jaime Lannister tapi Catelyn bilang kalo Robb gak akan menyetujuinya. Baelish kemudian memberikan Catelyn tulang belulang Ned Stark dan bilang kalo itu itikad baik dari Queen Cersei untuk berdamai.

Perundingan Renly dan Stannis yang dimediatori Catelyn tidak mencapai kesepakatan membuat Stannis menggunakan sihir dari pendetanya, Melisandre, untuk membunuh Renly di tendanya. Kematian Renly membuat perpecahan pada pasukannya. Loras Tyrell menuduh Brienne—Kingsguard yang mengalahkannya di pertarungan—sebagai orang yang membunuh Renly. Brienne sendiri melarikan diri bersama Catelyn menuju perkemahan Robb. Dia mengabdikan diri kepada Catelyn dan bersumpah untuk membalas dendam atas kematian Renly kepada Stannis.

Melisandre. I dislike this woman.

Renly saat dibunuh bayangan hitam kiriman Melisandre.

Di perkemahan Robb, Jaime membunuh anak salah satu bannerman bernama Karstark ketika Robb sedang berunding dengan keluarga Crag yang mau menyerahkan diri sekaligus meminta obat-obatan yang dibutuhkan Talisa Maegyr, tenaga medis di camp milik Robb itu. Robb sendiri jatuh hati kepada gadis Volantis itu padahal dia terikat janji untuk menikahi anak Walder Frey yang membukakan jembatan saat peperangan di Riverlands melawan Lannister. Robb marah besar ketika mengetahui Catelyn membebaskan Jaime untuk ditukarkan dengan Sansa dan Arya tanpa meminta pertimbangan Robb terlebih dahulu.

Robb and Talisa

Jaime dibawa ke King’s Landing oleh Brienne untuk ditukar dengan Sansa dan Arya. Di tengah-tengah perjalanan mereka beberapa kali bertemu dengan orang-orang yang menginginkan nyawa Jaime juga tapi Brienne berhasil mengalahkan mereka.

Sementara itu Theon yang dikirim Robb untuk meminta bantuan berupa kapal kepada Balon Greyjoy justru mengkhianatinya dengan menyerang Winterfell yang kekuasaannya dilimpahkan kepada Bran. Bran dipaksa untuk menyerahkan Winterfell kepada Theon yang sudah dianggap The Starks sebagai bagian dari mereka. Kata-kata Bran yang bikin sedih itu sewaktu dia nanya ke Theon, “Apakah selama ini kamu menyimpan dendam kepada kami?” :’( Jadi dulu ceritanya house Greyjoy memberontak kemudian diserang sama house Stark dan Balon membuang Theon yang kemudian dibawa Ned Stark ke Winterfell sebagai tawanan. Tapi tawanan yang dianggap keluarga gak seperti Sansa di King’s Landing atau Jaime di camp Robb Stark. Sumpah saat itu gue benci banget sama Theon. Udah diduga sih dari awal mukanya itu pantesnya jadi antagonis bukan protagonis. Udah diduga juga kalo dia bakal jadi pengkhianat. Well, tapi berkat Osha—wildling yang menjadi pelayan di Winterfell—Bran dan Rickon berhasil melarikan diri dari kastil.

Bran, Rickon, Hodor, and Osha escaping from Winterfell.
Kabar mengenai pengkhianatan Theon sampai ke telinga Robb Stark dan Catelyn. Hal itu memecah konsentrasi Robb antara harus berperang ke Selatan (King’s Landing) atau ke Utara (Winterfell). Tapi bannerman-nya, Roose Bolton, mengirimkan anak haramnya, Ramsay Snow, untuk melawan Theon Greyjoy. Alhasil, Theon dikhianati oleh pasukannya sendiri dan Winterfell dibumihanguskan. Bran dan Rickon diperintahkan oleh Maester Luwin untuk menemui Jon Snow di The Wall.

Jon Snow sendiri tengah pergi beyond-the-wall bersama Lord Commander Mormont dan ratusan anggota Night’s Watch untuk mencari tahu apa yang terjadi di sana. Mengapa pamannya, Benjen, tak pernah kembali ke The Wall. Mereka sempat singgah di rumah Craster, wildling yang menikahi anak-anak perempuannya sendiri dan mengorbankan anak laki-lakinya kepada White Walkers. Pasukan The Night’s Watch diusir dari rumah Craster karena Jon dianggap terlalu ikut campur keluarganya. Mereka lantas berjalan lagi menelusuri beyond-the-wall untuk menemui Qhorin Halfhand, anggota Night’s Watch yang lama tinggal di sana. Qhorin kemudian mengajak beberapa pasukan Night’s Watch untuk menyusup pada kaum Wildling. Jon Snow mengajukan diri untuk bergabung. Mereka bertemu dengan beberapa Wildling dan membunuh mereka kecuali satu orang yang ternyata perempuan, Ygritte. Jon Snow dan Ygritte terpisah dari Qhorin Halfhand dan teman-temannya. Namun Jon Snow kemudian tertangkap oleh kawanan Wildling yang lebih banyak. Begitu pula Qhorin, sementara teman-teman mereka yang lain dibunuh oleh Wildling itu. Qhorin memerintah Jon Snow untuk membunuhnya agar Wildlings itu percaya bahwa Jon sudah melanggar sumpahnya sebagai anggota Night’s Watch dan menyusup ke pasukan Wildlings yang dipimpin oleh Mance Rayder. Sementara itu teman-teman Jon, Sam, Grenn, dan Edd pulang ke The Wall. Sam bertemu dengan ribuan White Walkers yang menuju The Wall.

Jon Snow and his prisoner, Ygritte.


Arya yang di season pertama ikut rombongan Yoren dari Night’s Watch untuk dibawa kembali ke Winterfell ditangkap oleh pasukan Lannisters yang menginginkan nyawa anak haram (bastard) Robert Baratheon, Gendry. Tapi mereka tak berhasil membunuhnya karena Arya bilang bahwa Gendry sudah dibunuh oleh mereka. Yoren sendiri mati di tangan Lannisters. Di tengah penyerangan Lannisters, Arya sempat menyelamatkan 3 orang di kurungan yang hampir terlalap api. Salah satu dari mereka yakni Jaqen H’gar. Arya, Gendry, dan teman-temannya yang masih hidup dibawa ke Harrenhall untuk dihukum mati oleh pasukan The Mountain, kakak kandung The Hound, penjaga Joffrey. Bingung kan? Hehehe.

Saat Gendry hendak dihukum mati, Tywin datang dan memerintahkan anak buahnya berhenti menjatuhkan hukuman mati. Para tahanan itu dimanfaatkan Tywin Lannister untuk melakukan bakat yang mereka miliki. Gendry dimanfaatkan sebagai pandai besi, Hot Pie menjadi pelayan di dapur, sementara Arya sebagai pelayan Tywin Lannister. Tywin sendiri mengetahui kalau Arya sebenernya anak perempuan tapi dia tidak mengenalinya sebagai Arya Stark. Penyamaran Arya hampir diketahui ketika Lord Baelish datang dan menawarkan Tywin persekutuan dengan house Tyrell yang ingin membalas dendam kepada Stannis.

Jaqen H’gar meminta 3 nama untuk dikorbankan kepada Dewa Merah pada Arya karena dia sudah menyelamatkan 3 nyawa saat api hampir melalap Jaqen dan dua temannya. Arya mengucapkan nama orang yang menjatuhkan hukuman mati dan orang Lannister yang hampir melaporkan kepada Tywin mengenai surat yang dicuri Arya. Di saat Tywin hendak berperang melawan Robb Stark, Arya menyebutkan nama Tywin Lannister kepada Jaqen, tapi dia tidak bisa melakukannya. Kemudian Arya meminta Jaqen untuk membebaskannya dan Gendry dan Hot Pie melarikan diri dari Harrenhall.  Di tengah perjalanan setelah melarikan diri, Jaqen menemui Arya dan mengajaknya pergi ke Braavos, tempatnya berasal. Tapi Arya menolak karena dia ingin menemui Robb dan ibunya. Jaqen kemudian memberikan koin pada Arya dan menyuruhnya mengatakan “Valar Morghulis” ketika bertemu dengan orang-orang Braavos jika suatu hari dia ingin menemui Jaqen.

Di King’s Landing, Tyrion merencanakan strategi perang melawan pasukan Stannis Baratheon. Di hari penyerangan, Tyrion mengirim wildfire dalam satu kapal menuju barisan kapal milik pasukan Stannis yang kemudian diledakkan oleh Bronn menyebabkan pasukan Stannis hancur lebur di tengah laut. Tapi ternyata pasukan Stannis masih banyak dan berhasil mendarat di Blackwater. Tyrion menyuruh The Hound dan pasukannya untuk pergi keluar gerbang dan memerangi pasukan Stannis. Tapi The Hound yang takut api—akibat trauma masa kecil yang dibakar oleh kakaknya The Mountain dan meninggalkan luka permanen di wajahnya—mundur dari pertarungan. Dia pergi meninggalkan Joffrey seraya berkata “F**k The King”. Sumpah gue suka banget moment itu. Just like, finally The Hound, finally! Gue tahu dia sebenernya orang baik setelah beberapa kali menyelamatkan Sansa. J

Blackwater on fire.

Sebelum Joffrey pergi berperang, dia meminta Sansa untuk mencium pedangnya. Setelah Joffrey pergi, Sansa sempat bilang, “Joffrey tidak akan mati. Yang terburuk akan tetap hidup.” Bener aja kata Sansa. Cersei memerintah Lancel Lannister untuk membawa Joffrey pergi dari benteng demi keselamatannya. Joffrey yang mulai ketakutan pun mematuhi perkataan ibunya. Kepergian Joffrey membuat moral pasukannya drop. Hadeeeh padahal gue pengen liat Joffrey mati dihunus pedang. Shhhhh. Tapi Tyrion mampu mengembalikan semangat pasukannya dan menyerang ke luar gerbang. Di luar, nyawa Tyrion terancam ketika salah satu Kingsguard, Ser Mandon, melayangkan pedang ke wajahnya, hendak membunuhnya. Namun Podrick, pelayan Tyrion, berhasil membunuhnya. Kemudian pasukan Lannisters yang dipimpin Tywin datang bersama pasukan Tyrell. Well, Tywin gagah banget dah. As much as I hate The Lannisters, I can’t hate Tywin. I dunno why.

Cersei mau ngasih Nightshade ke Tommen.

Lord Tywin

There is 'win' in Tywin.

Cersei yang takut akan keselamatan anak-anaknya duduk di Iron Throne bersama Tommen. Dia nyaris memberi anaknya cairan Nightshade yang bisa menghilangkan nyawanya. Dia berpikir, lebih baik Tommen mati di tangannya daripada dibunuh oleh Stannis. Saat Tommen hampir meminumnya, Tywin membuka pintu ruang tahta dan mengatakan bahwa dia memenangkan perang. Cersei menumpahkan cairan Nightshade itu lantas memeluk putranya.

Setelah kemenangan di Blackwater itu, Tywin benar-benar memegang peranannya sebagai Hand of the King. Lord Baelish dianugerahi Harrenhall atas jasanya menyatukan Lannister dan Tyrell. Margaery Tyrell akan dinikahkan dengan Joffrey sementara Sansa batal menikahi sang Raja kejam (thank God!). Sementara Tyrion dipindahkan ke tempat semacam tahanan. *hadeh*

Margaery Tyrell. Mata dan gerak bibirnya emang cakep sih.
Btw, gue suka dengan lagu penutup episode 9. Iya lagu kebangsaannya The Lannisters. Di season kedua ini beberapa kali lagu Rains of Castamere dinyanyikan oleh pasukan Lannisters. Bahkan Bronn ikut menyanyikannya.

“And who are you, the proud lord said,
That I must bow so low?
Only a cat of a different coat,
That’s all the truth I know.
In a coat of gold or a coat of red,
A lion still has claws,
And mine are long and sharp, my lord,
As long and sharp as yours.

And so he spoke, and so he spoke,
That Lord of Castamere,
But now the rains weep o’er his hall,
With no one there to hear.
Yes now the rains weep o’er his hall,
And not a soul to hear.”


Eh gue belum cerita soal Daenerys Targaryen yah? Hmm, ya dia dapet tempat di wilayah bernama Qarth. Naganya sempat dicuri oleh penyihir di tempat itu. Tapi kemudian dia mendapatkannya lagi. Ternyata pelayannya yang cantik, Doreah, berkhianat sama Khaleesi. Dia dan Raja Qarth, Xaro Xhoan Daxos, dimasukkan ke dalam tempat yang mirip dengan brankas. Hadeeeeeh ngeri. Gak bisa bayangin dah kalo dikunci di dalem brankas gitu. L

DRACARYS

Komentar

  1. Tywin si tua yg gagah dan ganteng dan bersuara sexy :D

    BalasHapus
  2. Sayang berakhir di Chamber Pot. :D *spoiler season4*

    BalasHapus
  3. di GoT, gak ada yg bener2 normal karakternya, wkwkwkwk,,, sejauh ini yg jadi idola cuma 4 org,,, Arya & Brandon Stark, Jaqen, sama Jojen... tapi Jojen wafat di season 4 gara2 zombie,,, *tears (T_T)

    BalasHapus
  4. Cerita nya salah bro waktu di harenhall, saat jaqen hgar memberi 3 nyawa kepada arya, dan telah di gunakan 2, sisa 1 nya itu waktu twyn lannister mau pergi lalu arya mencari jaqen hgar lalu menyebutkan 1 nama lagi yaitu nama JAQEN HGAR itu sendiri bukan Twyn lannister, kalo arya nyebutin twyn lannister tentu saja akan di lakukan oleh jaqen hgar. Saat arya menyebutkan nama jaqen hgar sendiri dia tak bsa membunuh dirinya sendiri, lalu kata arya klo tak bisa membunuh jaqen hgar(tentu saja tidak bisa karna tak mngkin bunuh diri) arya meminta kepada jaqen hgar agar membantu mereka melarikan diri. Gitu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer