Buka Bersama IX F Spensaa Angkatan 2008


9F Spensaa 2007/08
"Tahun ini kita harus kumpul." Saya menulis di grup Whatsapp kelas IX F Spensaa angkatan 2008 yang baru berisi tiga alumnus yakni Arum, Evi, dan saya sendiri.

Awalnya saya lagi bosen di bus kemudian iseng-iseng buka Whatsapp dan melihat daftar kontak barangkali ada dari teman saya yang baru gabung Whatsapp. Dan benar saja, saya melihat ada nama Arum dan Evi. Segeralah saya sapa mereka. Setelah basa basi saya bikin grup agar pembicaraan tak sebatas saya dan Arum atau saya dan Evi saja. Dasar teman lama tak bertemu tentu saja yang ditanyakan seputar, "kapan kita ngumpul lagi?"

Dengan segenap keberanian dan kepercayaan diri--biasanya setiap tahun ada rencana silaturahmi tapi selalu gagal karena kurang koordinasi--saya bilang, "Tahun ini kita harus kumpul. Kapan ada waktu? Nanti saya yang koordinasi dengan teman-teman yang lain."

Setelah itu saya masuk ke grup Facebook untuk menanyakan barangkali ada teman lain yang punya Whatsapp sehingga akan memudahkan komunikasi. Kala itu saya belum berani bilang akan diadakan acara silaturahmi entah itu setelah Idul Fitri atau berupa buka bersama. Nah, antusiasme 'masyarakat' sangat minim. Cuma ada satu orang yang berkomentar di postingan saya. Hmmm. Walhasil saya tarik satu orang itu ke dalam grup Whatsapp dan alhamdulillah Iip--orang tersebut--pun setuju diadakan acara buka bersama tapi dia enggan mengkoordinasi teman yang lain karena posisinya yang masih di luar kota. Iip memberikan saya saran untuk menghubungi teman-teman yang sudah libur kuliah. Challenge accepted.

Berbekal nomor-nomor teman SMP yang masih tersisa di phonebook saya dan yang kebetulan masih aktif akhirnya saya mendapatkan nomor teman-teman yang lain seperti konsep mata rantai. Iya, dapat nomor satu orang kemudian saya tanyakan ke orang itu nomor siapa saja yang dia punya. Beruntung operator yang saya pakai menyediakan layanan SMS gratis ke seluruh operator. :)))

Saya ajaklah Era--mantan koordinator di acara silaturahmi pertama--untuk membantu saya mengkoordinasi acara buka bersama ini. Dasar anak organisasi, dia menanyakan konsep acara saya. LOL saya senyum getir. Tidak jelas, tentu saja. Saya hanya punya konsep, asal kumpul di tempat makan saja. Akhirnya dia kasih masukan soal konsep. Namun rangkaian kegiatannya terlalu resmi--semacam acara buka bersama Rohis--sehingga saya rada meragukannya karena saya tahu persis karakter teman-teman SMP seperti apa.

Nah dari Era inilah acara buka bersama dicetuskan di grup 9F Spensaa 07/08. Dari awalnya postingan saya yang kurang peminat akhirnya postingannya itu berhasil menarik teman-teman yang lain untuk berkomentar. Asiiiik! :D

Namun mendapatkan data anak-anak yang fix datang ke acara tak semudah mengedit foto di Instagram (?) Perlu ditanyakan sedemikian kali agar teman-teman semakin yakin untuk datang. Bahkan ada yang bertanya, "Acaranya jelas gak nih?" Well, yah begitulah kami--pemrakarsa acara--terbiasa disebut tidak jelas.

Kemudian Iip menyarankan kami--anak-anak yang ada di kampung halaman--untuk booking tempat makan karena dipastikan penuh di tanggal yang sudah kami tentukan--6 Agustus 2013. Karena saya belum pernah makan di tempat tersebut saya minta tolong Qori untuk booking. Tapi dia minta saya untuk memastikan jumlah yang datang. Ok.

Berkali-kali saya posting di grup meminta kepastian teman-teman yang lain. Namun memang intenet tak selalu jadi kebutuhan pokok setiap orang. Ada saja yang belum sempat online. Fine, saya kumpulkan nama-nama yang sempat bilang akan hadir.

Di H-2 saya pastikan lagi nama-nama tersebut untuk data booking. Selang sehari setelah posting tersebut seseorang membatalkan kehadiran. Era kecewa. Dia bilang, "Gak kasihan sama yang udah koar-koar dari kemarin?" Tapi saya sih santai saja karena hal semacam itu sudah sangat biasa. Yasudahlah saya tombok satu porsi juga gak papa asalkan acara tetep jalan.

Nah begitu memasuki hari-H, seseorang lagi membatalkan kehadirannya dikarenakan saudaranya meninggal. Tentu saja tak ada hal lain yang bisa menjadi alasan saya kecewa karena maut adalah ketentuan Allah swt. Yasudah saya tombok 2 porsi. Kebetulan saya baru saja dapet bonus jadi nyante aja.

Begitu sudah hampir jam buka puasa, kurang lima anak dari daftar yang sudah dipesan. Eh? Tombok 5 porsi? Kemudian Qori bilang, "Udah Is, tombokannya dibagi rata aja." Alhamdulillah...

Beruntung teman-teman yang lain solid banget dan tidak ada yang mengeluh dengan harga yang sengaja dinaikkan untuk menutupi tombokan. Ternyata yah, di balik ketidak-kompakan yang kerap menimbulkan kegagalan suatu acara masih ada secercah solidaritas yang membuat hal yang berat terasa ringan. Terima kasih teman-teman untuk kesuksesan acaranya. Terima kasih untuk kedatangan kalian. Terima kasih untuk kebaikan hatinya bayar menu dengan harga lebih mahal. Terima kasih untuk berbagi cerita dan terima kasih untuk kameranya yang bersedia diisi dengan wajah saya hehe. Berikut foto-foto yang berhasil kami himpun.

cheers 

sayang tak semua wajah melihat kamera

v sign masih populer gans :D
Evi dan si empunya blog :D
before break fast let's taking pic together

Arum dan si penulis artikel

lagi jelek-jelekan muka dan saya menang pfft

yups pakai Camera360 ;)
ibu-ibu sosialita

cheers
cheers

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer